DI PERSIMPANGAN BATAS






Oleh: Jingga Meilia Rambu Maharani Randa



Teruntuk kamu  yang merasa sebagai anak SMA, melalui tulisan ini aku ingin menceritakan sesuatu yang kurasakan sebagai seorang remaja SMA. Barangkali apa yang kutuliskan ini  juga mewakili seluruh perasaanmu dan mungkin juga kamu pernah mengalami kisah pahit di dalam hidup.  


Sebagai seorang remaja tentu kita masih membutuhkan yang namanya kasih sayang dan perhatian orang tua. Kamu yang sedang membaca tulisan ini mungkin pernah melewati masalah yang cukup berat dalam hidupmu.


Kita beruntung punya orang tua yang bisa diajak bercerita tentang berbagai persoalan hidup. Tapi tidak dengan anak broken home . Apa itu broken home?. Suatu istilah yang menggambarkan keluarga dengan keadaan yang tidak harmonis dengan kedua orang tua yang telah berpisah. Keluarga dengan keadaan demikian sangat mempengaruhi seluruh kehidupan kita. Kita seakan-akan terlepas dari pelukan dan segala perhatian orang tua. 


Remaja seperti  kita butuh yang namanya perhatian dan kasih sayang. Yang kita butuhkan tentu bukan soal harta dan segala kesejahteraan yang kita nikmati dari mereka. Tapi lebih dari itu adalah kebijaksanaan dan cinta yang tak tergantikan oleh sesuatu apa pun.


Dalam hidup ini setiap orang memiliki berbagai persoalannya masing-masing. Menghadapi persoalan itu tidaklah gampang dipecahkan tanpa ada orang lain sebagai sahabat untuk membuka ruang bagi kita bercerita. Tanpa orang lain tidaklah mudah kita jalani hidup dengan berbagai persoalan. Karena mereka yang bersedia mendengarkan keluhan kita cukup membantu untuk mengatasi persoalan hidup kita. Meski kita tahu mereka juga memiliki persoalannya tersendiri.


Orang tua adalah sahabat kita. Kita sangat mempercayai mereka karena mereka adalah orang tua yang kita pandang bijaksana dalam memberikan solusi bagi persoalan kita. Tanpa mereka kita merasa kehilangan cinta dan kebijaksanaan.


Banyak remaja sekarang ini yang mengalami berbagai persoalan seperti terjerumus dalam pergaulan bebas; merokok, narkoba, konsumsi minuman keras berlebihan, bahkan sampai ada yang hamil di luar nikah. Pertanyaannya mengapa demikian terjadi seperti itu? Saya yakin kita memiliki pandangan dan jawaban yang berbeda terkait persoalan tersebut. 


Bagi saya jawaban sederhananya adalah kurangnya cinta dan perhatian orang-orang terkasih dalam hal ini keluarga. Apalagi masalahnya adalah anak broken home. Anak yang berasal dari keluarga broken home cenderung akan merasa segala sesuatu dalam hidupnya telah hilang. Mereka merasa tidak memiliki apa-apa lagi.


Permasalahan orang tua sangat menggangu dan mungkin juga bisa menghancurkan masa depan hidupnya. Seharusnya keluarga adalah kunci bagi keberhasilan dan masa depan seorang anak. Orang tua yang bijaksana tentunya memahami berbagai problematika hidup anaknya. Orang tua tentu lebih tahu apa keinginan dan kebutuhan seorang anak.


Seorang anak tidak hanya membutuhkan dan menginginkan harta milik orang tua. Tapi lebih dari itu mereka membutuhkan dan menginginkan waktu dan kesempatan untuk mendengarkan isi hati mereka.  Mereka memerlukan cinta dan kedamaian. Bukan kehancuran. Karena demikianlah mereka terlahir untuk dicintai dengan segenap kedamaian. Curhatan hati seorang anak sangat berarti, sekalipun itu hanya sebatas bisik saja di telinga. Tetapi cukup mengetuk pintu hati orang tua untuk membuka ruang bagi mereka bercerita tentang apa saja termasuk hal yang paling rahasia sekalipun pun. 


Keluarga (orang tua) adalah gambaran wajah seorang anak. Anak yang terlalu ketat dengan aturan orang tua secara psikologis mentalnya akan merasa tertekan. Ia cenderung takut dan tidak percaya diri bila menghadapi persoalan hidupnya sendiri. Dan suatu waktu ia akan merasa dirinya tidak berguna. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mereka mengenal pergaulan bebas.  Mereka berhak membuat aturan dengan caranya sendiri. 


Sebaliknya orang tua yang terlalu lembut,  memanjakan anaknya tanpa beri dia kesempatan  untuk melatih diri memecahkan masalahnya sendiri akan membuat dia terlalu bergantung pada orang tuanya. Jadi, mestinya biarlah anak-anak melakukannya sendiri. Tapi perlu juga memberi dukungan untuk mereka.


Teruntuk Kita anak remaja yang baik, kita mesti punya tujuan dan komitmen dalam hidup meski pun terkadang kedua orang tua tidak memberi perhatian dan kasih sayang, kitalah yang harus beri perhatian  dan kasih sayang untuk diri kita sendiri dengan cara menjauhi pergaulan bebas dan lebih dekat dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebab Tuhan tidak pernah menguji kesetiaan kita  di atas kemampuan kita.


Tuhan hanya menguji kita dengan perkara-perkara hidup agar kita tahu dan sadar arti sebuah kesetiaan.  Apakah dengan menghadapi masalah  kita lebih dekat lagi denganNya atau malah menjauh dariNya?  Inilah jalan bagi proses pendewasaan diri kita. Kita dan Orang tua kita selalu diberikan cinta yang tiada hentinya dari Tuhan. Percayalah, semoga Tuhan memberkati kita semua.


*Jingga Meilia Rambu Maharani Randa adalah siswi kelas XI IPS 5 SMA Katolik Giovanni Kupang


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar