PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI JOHN RAWLS

 




SEGERA TERBIT


Judul Buku   : Prinsip-Prinsip Demokrasi John Rawls 

                        (Menguak Kebebasan dan Kesetaraan)

Genre            : Referensi Ilmiah

Penerbit         : Penerbit Indo Expose

Penulis          : Y. B. Inocenty Loe

ISBN              : -

Harga             : -



Tahun 1998, salah satu sastrawan terkenal Indonesia, Taufiq Ismail menulis puisi berjudul Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia. Salah satu penggalan dalam puisi itu berbunyi: “Langit-langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak. Hukum tak tegak, doyong berderak-derak...” 


Hemat penulis, baik judul maupun isi dalam puisi ini menggambarkan kritikan tajam. Sebagai sebuah kritik, puisi Taufiq ini berangkat dari refleksi mendalam mengenai situasi Indonesia yang dirundung ketidakadilan, kemunafikan, ketidakbenaran, penipuan, kekerasan dan kenyataan miris lainnya yang terjadi pada masa itu.


Dalam situasi demikian, setiap orang Indonesia yang pernah menjadi korban tentu menginginkan suatu kebebasan sebab kebebasan dapat dikatakan sebagai sebuah jalan keluar untuk mencapai pembebasan. Bukan hanya pembebasan dari pemerintah yang otoriter tetapi pembebasan bathim dari tekanan-tekanan yang menindas dan membatasi ruang kreativitas orang Indonesia.


Dalam situasi demikian, John Rawls membantu menyumbangkan ide bahwa kebebasan setara merupakan hal penting apabila keadilan hendak ditegakkan. Sebab keadilan tidak hanya berarti kebebasan otoritas yang sedang berkuasa tetapi juga kebebasan rakyat untuk mengontrol dan mengevaluasi kinerja penguasa. 


Berangkat dari kesadaran Rawls bahwa kebebasan setara itu perlu untuk menegakkan keadilan, maka penulis tergerak untuk mendalami harta karun pemikiran Rawls. 


Pada dasarnya, buku ini membuka pintu harta karung berupa pandangan yang memadai mengenai konsep kebebasan yang oleh masyarakat demokratis dan oleh pemikir liberalis dianggap sebagai hal penting untuk menunjang keadilan.


John Rawls benar ketika mengatakan bahwa manusia bukan saja makhluk individual tetapi sekaligus makhluk sosial yang politis. Sebagai makhluk sosial yang politis, manusia pertama-tama hanya dapat hidup jika berinteraksi dengan orang lain dan kemudian, dari interaksi itu, ia bergerak untuk mengusahakan apa yang baik bagi dirinya tetapi juga selalu memperhatikan apa yang baik bagi orang lain.

 

Buku dapat diperoleh melalui penerbit Indo Expose 

melalui email cvindoexpose09@gmail.com







Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar