SENANDUNG MIMPI






Oleh: Shania Etlin Firdaus

SMA Katolik Giovanni Kupang

X J



Kehangatan mulai menjalar. Kenyamanan yang membuat gugup. Waktu terasa seperti sudah lama berlalu. Dengan mata yang berbinar, gigi rapi berbingkai, bibir merah muda yang selalu tertarik ke atas, dan alis tebal yang mungkin terlalu malu sehingga selalu bersembunyi di balik rambut hitammu yang lebat nan panjang itu; kita berbincang bagaikan teman lama.


Apakah kamu tahu? Kita mengelilingi Kota Kasih di saat sang surya mulai terbenam. Dengan tawa tiada henti, kita menceritakan berbagai hal tentang apa yang kita pahami. Seringkali aku tertawa, kalau mengingat kembali kisah lucu saat kamu pernah dihukum karena terlambat.


Dengan keringat yang terus bercucuran namun tidak kamu pedulikan, kamu melambai sembari tersenyum lebar seakan tidak mengapa harus berdiri di tengah lapangan dengan terik matahari bersinar tepat di atas kepalamu; padahal sebelumnya kulihat kamu menggerutu karena kepanasan.



 SIMAK JUGA:

Inocenty Loe dalam tayangan Inspirasi Indonesia di TVRI Nasional





“Siapa namamu?”, Kalimat yang kita ucapkan bersamaan setelah aku memberanikan diri mengajakmu berkenalan, mulai terdengar suara indahmu dan seketika dunia kembali terang. Sungguh aku sangat gugup saat itu, bahkan sebagian tubuhku kusembunyikan di balik pintu kelas, hanya kepala yang sedikit menengok keluar. Tapi ternyata kamu yang begitu ramah tak kuduga datang menghampiriku. Dengan gitar di pelukanmu, kamu nyanyikan sebuah lagu indah untukku.

 

Sejujurnya, kurasakan itu sangatlah aneh bila langsung bernyanyi untuk seseorang pada kali pertama berbincang, tetapi entah mengapa semua itu terasa wajar karena dilakukan oleh kamu. Kamu bahkan bisa membuat pedagang kaki lima menceritakan sejarah hidupnya dengan 10 menit awal berbincang.


‘Mengapa dia begitu ramah kepada semua orang? Mengapa terasa seperti semua orang adalah sahabat dekatnya?’,Pertanyaan yang selalu melayang di dalam benakku dan di setiap ku membuka mata. Baik di dunia nyata maupun di dunia alam bawah sadarku pun ternyata kamu tetaplah orang yang selalu menyia-nyiakan senyuman manis itu dengan cuma-cuma ya?

 

Hey kak! Dengan waktu yang tidak banyak tersisa ini sebelum kamu melangkah ke jenjang yang lebih tinggi, maukah berkenalan denganku di dunia nyata?


Aku tak ingin kamu hanyalah sekadar teman di dalam mimpiku saja, aku ingin kita berteman langsung di sini, di dunia nyata. Aku benci perasaan akrab ini yang sebenarnya hanyalah angan-angan semata. 

Share:

1 komentar:

  1. Maju terus anak sayang untuk menulis,,,,,,, tuangkan ide2 brilianmu sayang 😇😇😇😇

    BalasHapus