INSPIRASI: AIR MATA DAN PERJUANGAN




Oleh: Yunita Kehi


Hai,  perkenalkan nama saya Anita.

Melalui Tulisan ini, saya hanya ingin mengajak kita untuk jangan pernah menyerah, dan jangan pernah mengeluh, dengan kesulitan yang kita alami dalam hidup.


Pengalaman saya menyadarkan saya, bahwa mengeluh bukanlah jalan untuk bangkit.


Pagi  itu  ketika saya ingin memulai pekerjaan saya di luar. (Penagihan), saya sangat kesal dan sakit hati dengan keadaan. Ya, pasti kita tahu sendiri ketika kita merantau untuk bekerja atau sekolah di tempat lain dan jauh dari orang tua adalah hal paling menyakitkan, karena tidak gampang untuk memulai segala sesuatu.


Apalagi apa yang kita butuhkan, sulit untuk kita dapatkan. Khususnya dalam hal ekonomi, hidup jauh dari orang tua hal itu  membuat saya sering meneteskan air mata di sepanjang jalan. Sakit memang, hati manakah yang tak merasakan beban perjuangan sekeras ini. Ya, memang kita punya jalan hidup dan takdir masing-masing. Tetapi untuk menuju perubahan dan kemajuan memang kita sepakat, kita harus berjuang.


Saat saya tak kuat menahan semua beban perjuangan itu, hanyalah air mata saja benteng terakhir yang paling rapuh tak bisa membendung kesedihan hati. Apalagi pada air mata itu saya membayangkan orang-orang di rumah, perhatian dari mama dan bapa soal makan, minum, dan kesehatan.


Di sepanjang jalan, saya dibonceng rekan kerja.  Dia juga salah satu orang yang mengalami hal  yang sama, tentang perjuangan dan keluarga. Saya dan teman saya bercerita, tukar pikiran, sambil membanding-bandingkan hidup kami, seakan-akan hidup kami itu  paling menderita, dan beda dari yang lain tentunya.


Cukup lama kami bercerita, sementara saya masih saja meneteskan airmata. Perasaan dan luka yang begitu tergores, namun tiba-tiba saya tersadar dari keluhan saya. Perlahan saya menghapus air mata saya, seketika saya melihat seoarang  nenek yang kelihatan sudah tua dengan punggungnya yang bungkuk, dan tongkat di tangan kanannya berjalan di perempatan jalur lampu merah sambil menjunjung kardus-kardus bekas, serta buah-buahan yang kurang bersih dalam tas  transparan yang dililitkan pada lengannya. 


Pakaian yang kotor dan compang camping, bekerja dengan semangat di seputaran lalu lintas, ia memungut kardus-kardus bekas itu, dengan raut wajah yang biasa-biasa saja, seakan-akan nenek itu  tetap penuh semangat menikmati hidup, tidak mengeluh meskipun dengan kondisi seperti itu.


Melihat hal  itu  saya menjadi malu, dan merasa bersalah, sambil berpikir "TUHAN entah kenapa hal sepele ini membuat saya sempat merasa bahwa saya paling menderita, tersiksa dan tersakiti, sampai menteskan air mata,dan membandingkan hidup saya dengan anak- anak lain, yang hidup tidak jauh dari orang tua.


Sementara, di luar sana masih banyak orang yang jauh lebih menderita dibandingkan saya. Apalagi mereka yang buta, bisu, yang duduk di pinggiran jalan raya, meminta-minta sedekah, karena keterbatasan dan kekurangan yang mereka punya.


Seharusnya orang- orang seperti itu  yang tidak salah jika mereka menangis karena kesulitan hidup, bukan saya, seharusnya orang-orang seperti itu  yang layak membutuhkan bantuan, dan perhatian, dari orang lain, seharusnya orang- orang seperti itu  yang pantas untuk disayang bukan saya.


Hal itu  membuat saya MEMBUANG semua keluhan, rasa cemburu dan iri hati, dan berhenti membandingkan hidup saya dengan anak-anak lain, yang hidupnya dekat dengan orang tua, dan membuat saya mulai berusaha untuk tetap tenang menikmati hidup, tanpa harus mengeluh dan merasa tersaingi.


Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa Serumit apapun keadaan kita, jangan pernah merasa paling rendah dan kecil, karena di luar sana masih terlalu banyak orang-orang yang hidupnya jauh lebih rumit, dan menderita dari kita.


Kita berjuang bukan semata untuk kita saja, melainkan untuk semua orang yang terkasih dan orang-orang yang membutuhkan. 


Semoga kita tetap kuat dan terus melangkah menuju kemenangan.


"Tetap rendah hati dan jangan pernah menyerah".

Tuhan Yesus memberkatimu


BIODATA PENULIS

Nama: Yunita kehi

TTL : Aimalae 20.01.2002

Umur 21 Tahun

Pekerjaan : wiraswasta

Asal: Halilulik labur


Share:

1 komentar:

  1. 🥲🥲🥲🥲tetap Kuat Dan Tahan Banting Untk Smua Pejuang Rupiah🫶

    BalasHapus