Oleh: Tifany Angelina Chou
Tulisan ini mengisahkan tentang sebuah keluarga yang
selalu setia dan rajin pergi ke gereja, mengikuti
berbagai perayaan kudus di sana sebelum pandemi atau covid-19 menyerang.
Saat pandemi Covid-19 mulai menyerang, semua gereja ditutup dan misa
dilaksankan secara online. Dari situlah keluarga ini
juga tidak lagi
pergi ke gereja
maupun mengikuti misa online secara serius seperti yang lainnya.
Covid-19 melanda indonesia selama kurang
lebih dua tahun
lamanya. Selama itu pula keluarga ini tidak pernah ke geraja setiap minggu karena kesibukan masing-masing.
Hingga pada akhir tahun 2022, tepatnya pada tanggal 31 desember 2022 keluarga ini berencana
untuk pergi ke gereja, tetapi sesampainya di gereja kursi-kursi yang tersedia penuh
sehingga banyak umat yang berdiri untuk melihat-lihat apakah ada kursi yang
kosong. Tetapi mereka putus asa dan berjalan pulang karena tidak ada
kursi yang tersedia.
Sepanjang perjalanan ibu dari keluarga tersebut bertanya
“Apakah kita berdosa melakukan hal tersebut,bukankah
seharusnya kita megikuti misanya saja?”
Ayah mereka pun menjawab “kursinya penuh, apakah tidak lihat banyak sekali umat yang
berdiri karena tidak mendapatkan kursi” jawabnnya
“Tetapi mereka berdiri dan tetap mengikuti misa yang
sedang dilaksanakan, mereka tidak pulang seperti yang kita lakukan”
“Sudahlah kita cuman melakukan hal tersebut sekali”
jawab ayah
“Cuman sekali? Kita tidak bergereja selama dua tahun pikirkan banyak dosa
yang kita perbuat selama dua tahun itu. Selama pandemi apakah kita
terkena covid dan sakit lainnya?”
“Tidakkan? Karena Allah selalu melindungi kita dan
menjauhkan kita dari segala marah bahaya bahkan saat kita tidak ke gereja Allah
tetap melindungi kita”
Mendengar itu sang ayah pun
hanya bisa diam dan merenung. Mungkin dari perkataan sang istri ia sadar bahwa
betapa Allah memang Bapa yang Pemurah dan panjang sabar, dan kasih setiaNya tak
berkesudahan, yang selama ini selalu menjaga mereka sekeluarga.
Cerita di atas kita dapat
menjadi bahan pembelajaran bagi kita bahwa apapun yang kita lakukan dan kita alami Allah akan
selalu menyertai kita. Maka dari itu kita sebagai umat manusia mestinya
berterimakasih
kepada Allah dengan cara meneladani kebaikanNya, bahwa Allah Yang
Maha Murah tak memandang dosa kita. Tapi
semata karena Dia peduli dan mengasihi manusia, maka kita masih diberikan
kesempatan untuk bertobat.
Kita semua berdosa, maka
pantaslah kita bersujud di hadapanya seraya memohon ampun karena kita telah
lalai dan mengabaikan kebaikanNya.
Bukan hanya karena tempat duduk penuh, lalu kita tidak mengikuti misa dan memilih untuk pulang ke rumah. Seharusnya tetap menunggu dan bersabar sampai misa selesai. Saat melakukan tindakan tersebut kita harus berpikir tentang orang-orang yang mungkin malu untuk masuk ke rumah Tuhan hanya karena pakaian dan hal lainnya.
“Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia
sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan
engkau janganlah takut dan janganlah patah hati”.
(Ulangan 31:8)
*Tifany Angelina Chou adalah siswi kelas X I SMA Katolik Giovanni Kupang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar