• PENTINGKAH MEMBACA GERAKAN LITERASI NTT?

    Mendiskusikan pendidikan NTT harus memberikan ruang penuh bagi gerakan literasi. Mengapa? Karena literasi memiliki daya dorong yang sangat kuat bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, secara khusus di NTT.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

DIAM SAJA, ITU SUDAH TANDA CINTA



Oleh : Mussa Aleandro

Aku memandangmu dari kegelapan

Engkau begitu indah seperti mutiara, parasmu begitu cantik

Dan, senyumanmu begitu indah tak tertandingi oleh apapun


Bahkan beribu bunga di taman sekolah tak satupun di antaranya seindah kamu

Ingin memilikimu tapi tak mampu aku menjangkau hatimu

Memilikimu hanya ekspetasi saja karena tidak mungkin diriku untuk mendapatkanmu


Sempat candu dengan dirimu tetapi sebatas hayalan semata

Karena dirimu membuatku nyaman hingga membuatku lupa bahwa kita hanya sebatas teman biasa yang tidak memiliki perasaan yang sama

Karena, memiliki memang indah tetapi terkesan memaksa


Diamku memang terkesan tidak peduli, tetapi perlu kamu tahu bahwa ada orang yang diam-diam mengagumimu  meski tak bisa mengungkapkan perasaan

Satu hal yang ingin ku sampaikan kalau dirimu terlalu indah dipandang namun, sangat sulit untuk kumiliki

Biar aku kagumimu dalam diam saja


 *Mussa Aleandro adalah siswa kelas X H SMAK Giovanni Kupang

 

 

 

 

 

Share:

MUNGKINKAH TETAP MENCINTAI MESKIPUN SELALU SALAH?


Oleh: Inocenty Loe


Cinta dan kesalahan, seakan menjadi sumber inspirasi yang tak terbatas. Kita bisa belajar dari kesalahan dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat. Kita juga bisa belajar dari kesalahan orang lain dan menjadi lebih bijaksana. Kita bisa meraih kebahagiaan dan kepuasan yang tak terkira ketika kita mampu memaafkan dan menerima kesalahan orang lain, dan ketika merasa bahwa kita pun diterima dengan segala kekurangan dan kesalahan kita.


Cinta dan kesalahan, tidak bisa dipisahkan. Dalam hubungan yang kita jalin dengan orang yang dicintai, kadang kala tak terelakkan kita membuat kesalahan, baik sengaja maupun tidak. Namun, dari kesalahan itulah kita bisa belajar dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, dan hubungan kita dengan kekasih menjadi lebih erat dan abadi.


Dalam momen di mana kesalahan melanda, seringkali kita merasa malu, takut, dan merasa hina. Namun, jika bisa memandang kesalahan sebagai sesuatu yang bisa mengajarkan untuk memperbaiki diri, kita akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang luar biasa. Kita akan belajar untuk mengakui kesalahan, meminta maaf dengan tulus, dan berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut.


Di dalam hubungan cinta, kita perlu memahami bahwa pasangan memiliki kesalahan dan keterbatasan yang sama seperti kita. Setiap orang memiliki kekurangan dan kesalahan, dan kita tidak boleh menuntut pasangan untuk menjadi sempurna. Namun, jika bisa menerima pasangan dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kita akan mampu membangun hubungan yang penuh dengan kebahagiaan dan kepuasan.


Singkat kata, cinta dan kesalahan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan dalam perjalanan hidup. Namun, jika mampu memandang kesalahan sebagai sesuatu yang bisa membentuk kita menjadi lebih baik, dan jika mampu menerima kesalahan dan keterbatasan pasangan dengan cinta dan bijaksana, kita bisa membangun hubungan cinta yang kuat, sehat, dan penuh dengan kebahagiaan yang abadi.


Cinta adalah salah satu emosi yang paling kuat dan kompleks dalam kehidupan manusia. Kita merasakan cinta pada banyak hal dan orang, dari keluarga dan teman, hingga pasangan hidup kita. Namun, cinta yang paling penting adalah cinta dari kedalaman hati, cinta yang tulus dan mendalam yang tercipta dari kebersamaan dan pengalaman hidup bersama.


Cinta dari kedalaman hati bukanlah hal yang mudah didapatkan, namun ia bisa tercipta melalui upaya yang konsisten dan kesabaran yang tulus. Kita perlu membuka diri untuk menerima dan memberikan cinta, berkomunikasi dengan jujur dan terbuka, serta berusaha untuk memahami pasangan kita dengan baik. Dalam prosesnya, kita juga belajar untuk memperbaiki diri sendiri dan menjadi pribadi yang lebih baik.


Cinta dari kedalaman hati juga memberikan arti dan makna dalam hidup. Ia memberikan kebahagiaan dan kepuasan yang tidak bisa didapatkan dari hal lain. Ketika kita mencintai dengan tulus dan mendalam, kita merasa dihargai dan dihormati, dan kita juga merasa memiliki tujuan yang lebih besar dalam hidup kita.


Namun, cinta dari kedalaman hati juga bisa menimbulkan rasa sakit dan kesedihan. Kita mungkin mengalami perbedaan pendapat atau pertengkaran dengan pasangan kita, atau bahkan kehilangan mereka secara fisik. Namun, kita tidak boleh takut untuk merasakan rasa sakit tersebut. Kita perlu belajar untuk menerima dan memproses perasaan tersebut, dan belajar untuk memahami bahwa itu adalah bagian dari hidup dan pertumbuhan kita sebagai manusia.


Demikianlah, cinta dari kedalaman hati adalah hal yang berharga dan penting dalam hidup kita. Ia memberikan makna dan tujuan dalam hidup, serta membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik. Kita perlu membuka diri dan berusaha untuk membangun hubungan yang tulus dan mendalam, dan belajar untuk menerima dan memproses perasaan kita dengan bijak. Dengan cara ini, kita dapat menemukan kebahagiaan dan membangun hubungan yang kuat dan sehat dengan orang-orang yang kita cintai.


Untukmu yang selalu salah, jangan berhenti untuk mencintai dia!


Share:

SERPIHAN PUISI DARI HALAMAN PUTIH (SEKUMPULAN PUISI)




Oleh : Fiorenzha Javesina Silli


JUJUR PADA KEHIDUPAN

Berhentilah sejenak dan berpalinglah ke belakang

Saat tak ada yang dimengerti

Saat tak ada jawaban dari pertanyaan yang muncul

Lihatlah ke belakang

Apa yang dilewati hingga saat ini

Pelajari itu

Karena mungkin

Jawaban yang muncul dari masa lalu

Beristirahatlah sejenak

Ketika kau mulai kelelahan dengan semua urusan dunia

Ketika kau mulai goyah dan ragu

Dan

Berpikirlah yang jernih

Di saat kekalutan melingkupi dirimu

Diamlah

Ketika kau tak tahu langkah apa yang diambil

Kata apa yang ingin kau bicarakan

Berlakulah adil

Di saat ingin menentukan pilihan

Berhentilah menentang kenyataan

Jujurlah pada kehidupan


KU TULISKAN LAGI

Malam ini aku menulis lagi

Tentang warna yang enggan bersuara

Tentang kamu yang masih dalam angan

Jika nanti engkau tersenyum, pastikan aku ada di sana untuk menari bersamamu

Pun saat engkau sedih, aku tetap hadir hingga sang fajar hadir menjemput sedihmu

 

Menulis tentang apa yang masih di benakku

Mengingat tentang warna senyummu kala itu

Seakan pikirku yang berdansa dengan hentakan manis darimu

Tentang siapa yang setia mendampingi dengan rayu tipis angin malam

 

Jika tuan hendak memanggilku nona untuk jamuan di malam itu

Lantas apa pikir tuan untuk sekedar bermimpi bersama dengan gadis kecil

Seakan menjamu teh pada cangkir, apa ini setara dengan jatuh cinta

Pesan dari surat yang sampai pun tak kunjung memberi jawaban untuk rasa yang telah terutarakan

 

Ini dari sang gadis di lopo tua

Dari perasaan yang sekilas buta tak tahu arti

Entah apa yang ditunggu dan ditunda

Salam manis dari nona yang tak kunjung disebut nyonya


SEPERTI BINTANG

Setiap memandang ke langit pada malam hari

Aku selalu kagum melihat bintang-bintang

Bintang yang indah

Aku ingin menggapainya

 

Guruku bilang "Gantunglah citamu setinggi bintang di langit"

Oh... Sungguh aku ingin menjadi bintang di langit

Yang menerangi kegelapan malam

Aku ingin seperti bintang

Yang bisa menerangi malam ibuku


INGIN 

Aku ingin mengenalmu

Seperti suara yang selalu hadir di antara dirgantara

Menunggumu hadir adalah inginku saat ini

Maaf, di kemarin kita tak sempat hadir saat sang waktu memanggil untuk bertemu

 

Lirihan rindu yang katamu cinta

Serpihan angin yang katamu pesan dari sang bumi

Tetap kutunggu walau kata secangkir teh tak mungkin kamu kunjung kembali

Yah pertanyaanku terus merasuk hingga tulang yang katamu bagian dari nafasmu

 

Kalau seandainya pulang adalah dusta darimu

Lantas kalau pergi adalah luka apakah obat akan siap kau sediakan ?

Ingin rasanya kugenggam peluh namun kamu yang terus menolak untuk kembali terundang

Kalau saja bisa kutuliskan, akan kutulis semua tentangmu

 

INGIN (2)

Aku ke sini. Ke hatimu. Mengetuk berulang kali.

Jawaban tunggu selalu kedapat.

Katamu, aku datang terlalu dini.

 

Jalan ini kulalui sudah. Menunggumu hingga petang.

Tak ada kata dan warna.

Aku terus menunggumu hingga senja kembali untuk kesekian kalinya.

Aku masih menunggumu hingga nanti

Perasaan yang tak kunjung kau kenali

Aku yang terus hidup dalam ingin hanya diam ditampar waktu

Entah kau tahu atau hanya menipu diri sendiri aku merasa itu hanya setengah epilog punyamu

Kembali jika kau ingin kembali mengenal, pergi jika lantas rinduku tak ingin kau balas

 

Salam dariku yang mungkin tak kau kenal

Rindu ini terlalu menyakitkan dalam ingin

Semoga kau adalah jawaban dari setiap ceritaku

Karena harapku adalah bagian dari setiap ingin yang kusampaikan

 

NADA TERINDAH

Tentang dia yang jauh di sana

Untuk dia yang selalu membuatku tersenyum

Aku rindu

Rindu akan nada yang engkau mainkan

 

Aku memainkan nada dari merdunya dawai biola

Biarlah nada-nada ini berbicara

Seperti hatiku berbicara kepadamu

Mungkin tiba waktunya perpisahan untuk kita


Jika kau ingin memainkan nada kedua dalam melodi kita

Biarkan saja aku yang mundur

Aku akan memainkan melodi lain

Bersama dia yang menjadikanku nada satu-satunya dalam setiap hembusan nafasnya

Tapi, terima kasih karena telah menjadi nada terindah dalam hidupku.

 

 ADIKKU YANG LUCU

Adikku yang lucu

Aku sangat sayang padamu

Setiap kali melihatmu tertidur

Aku ingin mencubit pipimu

Cepatlah besar adikku sayang

Supaya kita bermain bersama

Supaya kita menolong ibu bersama

Aku akan selalu menjaga mu

 

 *Fiorenzha Javesina Silli adalah siswi kelas XI MIPA 5 SMA Katolik Giovanni kupang

 

 

 

 

 

 

 

Share:

KASIH, TAK BERBATAS

 


 

    Oleh: Matheo Alonzo Seso Tance

 

"Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku!? Sampai tujuh kali? Yesus berkata kepadanya:"Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

 (Mat 18:21-22).

 

Dari kutipan ayat tersebut, saya belajar untuk memaafkan sesama yang berbuat salah kepada saya. Meski saya sadar atas kerapuhan manusiawi saya, bahwa memaafkan orang yang  bersalah kepada saya itu terkadang sulit untuk dilakukan.

 

Lantas, saya pun bertanya, apalah arti hidup ini bila tak ada maaf untuk sesama?  Hidup tanpa maaf sama sekali tiada bermakna. Meski punya segalanya, tetapi itu semua bukan kemenangan besar dan kebahagiaan yang hakiki apabila tidak saling mengampuni.

 

Karena Tuhan saja telah mengampuni segala dosa manusia dan rela mati di Kayu Salib, maka saya pun demikian, sadar bahwa Tuhan sudah secara langsung membuktikan bagaimana ia mengampuni manusia. Apa yang Ia katakan dan perbuat demi Kerajaan Allah, maka manusia ia tebus untuk keselamatan mereka.


Maka dari itu memaafkan orang tidak hanya lewat kata-kata tapi harus disertai dengan tindakan yang tulus agar segala sesuatu dari maaf itu bisa tersentuh sampai di dalam hati dan jiwa kita. Sekian, Damai Kristus senantiasa bersamamu!

 

*Matheo Alonzo Seso Tance adalah siswa kelas X I SMA Katolik Giovanni Kupang

Share:

HILANGKAN AMBISI, BERSERAHLAH KEPADA TUHAN



 

Oleh: Angelica Alva Concheinta Guntur


Mengandalkan Tuhan dalam setiap situasi dan kondisi, pertanda bahwa kamu seorang yang percaya akan kehadiraan Allah serta Kerajaan Allah itu sendiri.

Jikalau kamu percaya maka hal itu akan terjadi, janganlah kamu bimbang akan hasil yang kamu peroleh ketika kamu mengandalkan Tuhan didalamnnya. 


Saya sendiri pernah mengalami hal yang membuat saya yakin ketika melakukan sesuatu dengan mengandalkan Tuhan maka, kamu akan memperoleh hasil yang diinginkan.


Sekilas cerita saja, saat saya mengikuti pertandingan Kempo Sedaratan Flores, saya merasa minder merasa tidak pantas untuk bertanding, karena dulunya setiap mengikuti kompetisi saya selalu memperoleh hasil yang jauh dari ekspetasi dengan kata lain adalah kalah dalam kompetisi tersebut.  


Namun dengan segala usaha dan ketekunan, saya berdoa kepada Tuhan melalui perantara Putra-Nya Yesus kristus, dan saya yakin jika saya mengandalkan Tuhan Yesus maka tak akan ada yang mustahil.  


Pada saat itu saya masuk untuk bertanding ke final, di situ saya pasrah karena lawan saya sudah sering memenangkan beberapa kompetisi yang dilaksanakan, ditengah keputusaan itu, saya kembali berdoa kepada yesus dan berkata "Tuhan jika engkau berkehendak maka akan terjadi".   


Tidak ada unsur ambisi yang ada dalam diri saya pada saat itu, namun karena Tuhan berkehendak maka saya dapat meraih gelar juara (satu) dalam kompetisi tersebut. Saya sangat bahagia dan bersyukur atas kemenangan saya waktu itu.


Dan makna yang bisa saya petik adalah, ketika saya mengandalkan Tuhan dalam hal apapun, ketika Tuhan berkehendak maka akan terjadi. Segala usaha dan doa akan dan semangat pantang menyerah akan membawakan kesempatan kepada saya untuk jadi seorang pemenang. 


Rasul Paulus dalam Suratnya kepada Jemaat Di Filipi, yang berbunyi demikian: "Janganlah hendaknnya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah juga dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. " (Filipi 4:6).


*Angelica Alva Concheinta Guntur adalah siswi kelas X I SMA Katolik Giovanni Kupang

Share:

MARILAH, KITA KEMBALI KE “JALAN ITU”


Oleh: Viktor B. Kui

Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang”. (Matius 13:48)

 

Dalam perumpamaan tentang pukat, Tuhan Yesus mengingatkan kita akan kesudahan zaman. Pukat adalah alat yang digunakan oleh para nelayan untuk menangkap ikan. Ikan hasil tangkapan itu kemudian dipilah dan dipilih, ikan yang baik dipisahkannya dari ikan yang tidak baik. Kemudian ikan-ikan yang baik itu dijual.

 

Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan itulah, yang pada hari ini tersaji di meja makan kita. Kita mesti bersyukur atas jasa mereka, kita perlu berdoa untuk mereka, karena tanpa mereka tidak mungkin bagi kita mendapatkan ikan seenak itu.


Berat memang perjuangan mereka untuk mendapatkan ikan terbaik. Kalau tidak yakin, kita sekalian bisa mengarungi lautan dan mencoba untuk menangkap ikan kesukaan kita; ikan hiu, tembang, atau salmon, misalnya. Untuk membuktikan bahwa menjadi seorang nelayan tidaklah mudah. Tetapi itu mungkin sebatas angan-angan saja, kalau pun mau, silakan! Lautan luas terbuka untuk kita semua.

 

Para nelayan kita adalah pahlawan, mereka menerjang badai dan ganasnya gelombang yang siap memporak-porandakan perahu mereka. Mereka pergi, belum tentu kembali. Atau pun kembali belum tentu hasil tangkapannya banyak. Sehingga tangkapan tadi dijual dengan harga yang sedikit mahal. Jadi jangan protes mengapa ikannya semahal itu.

 

Bukan soal berapa nilai uang anda, tapi menghargai perjuangan mereka jauh lebih baik dari sekadar uang. Sedikit yang anda miliki, namun banyak yang anda berikan, nampaknya mustahil, tapi itulah ketulusan yang tak ada apa-apanya dengan nilai mata uang anda.

Anda yang tulus dan murah hati adalah pribadi yang jauh lebih mahal dari pada emas dan uang.


Hal Kerajaan Sorga yang dianalogikan Yesus melalui perumpamaan tentang pukat menjelaskan bahwa ikan yang ditangkap terdapat ikan yang baik dan ikan yang tidak baik. Arti ikan baik disini diibaratkan seorang yang memiliki sifat baik dan percaya akan Tuhan dan takut padaNya. Sedangkan ikan yang  tidak baik yaitu arti bagi seorang yang memiliki sifat buruk dan tidak takut akan Tuhan, sehingga sekalipun banyak dosanya, ia tidak menyadarinya dan bertobat.


Pada hari kesudahan zaman Tuhan akan datang dan memisahkan orang baik dan benar, di mana orang jahat akan dicampaka-Nya ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Tetapi bagi orang-orang baik akan ditempatkanNya ke dalam Kerajaan Sorga.


Sebagai manusia, makhluk mulia ciptaan Tuhan, mestinya kita sadar akan segala perbuatan buruk yang  selama ini dilakukan. Seperti ikan yang  tidak baik, mestinya keburukan kita selama ini perlu dibuang dari dalam hati, perasaan, seluruh kehendak dan akal budi kita, dan mengisinya dengan kebaikan-kebaikan yang Tuhan ajarkan kepada kita.


Tuhan masih memberikan kita pengampunan, maka marilah kita sadar dan bertobat kembali ke jalan yang benar. Karena jalan yang benar  adalah jalan menuju keselamatan kekal.


Mari, lahirlah secara baru, dengan mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru yang lebih baik.  Sebab Kerajaan Allah bukan hanya soal tempat melainkan soal situasi hidup manusia baik kini maupun kelak di mana Allah sungguh merajai manusia.


Berjuanglah untuk menjadi orang baik, sehingga bisa menjadi  bagian dari warga Kerajaan Allah, sekalipun besar dan hitamnya dosa ini, Allah masih sudi untuk mengampuni. Sebab Ia Bapa Yang Maha Baik, Besar Kasih Setia-Nya hingga selama-lamanya. Sekian dan terima kasih.

Syalom dan Salve, Salam Literasi, Salam Pancasila!


*Viktor B. Kui atau akrab disapa Vigo adalah siswa kelas X I SMA Katolik Giovanni Kupang


Share:

IMAN BAGAIKAN SESAWI

 


Oleh: Farrel Ratu Here

"Hal kerajaan sorga itu seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya". (Matius 13:31-32)

 

Dalam suatu kesempatan, seorang pemuda membagikan pengalamannya tentang Kerajaan Sorga. Dengan wajah polos dan lugu, pemudah itu menceritakan bahwa dulu sewaktu masih kecil Ia sangat penasaran seperti apa Kerajaan Sorga itu. 


Karena rasa ingin tahu yang tinggi, tak tanggung-tanggung hampir semua buku cerita di sekolah ditelusurinya satu persatu untuk mencari tahu letak Kerajaan Sorga. Tapi tak satupun ditemuinya buku yang menunjukan letak Kerajaan Sorga itu.


Lalu Ia berpikir, mungkin Kerajaan Sorga itu adalah sebuah negeri dengan Istana Megahnya yang luar biasa indah. Di dalam istana tersebut, duduklah di atas singasana seorang laki-laki tampan, gagah perkasa, bermahkotakan emas di atas kepalanya, pakaiannya dilapisi perhiasan dari berbagai macam jenis permata dan emas.

 

Laki-laki tersebut memerintah dengan sangat bijaksana. Rakyatnya hidup makmur dan sejahtera, ia pemimpin yang adil dan tegas tidak pandang bulu. Semua orang diperlakukan sama, tidak ada perbedaan yang memecah belah persatuan di antara mereka. Sehingga ia sangat dicintai oleh rakyatnya.

 

Singkat cerita, pemuda tadi menutup ceritanya dengan sebuah kesimpulan bahwa setelah ia sadar dan mengerti ternyata Kerajaan Sorga yang dimaksud bukanlah sebuah tempat bak istana megah nan indah dengan segala sesuatu yanga ada di dalamnya melainkan situasi hidup di mana kasih, sukacita, kedamaian, kenteraman jiwa, perjuangan, serta keagungan Tuhan ada di dalam situasi tersebut.  

 

Maka ia menegaskan bahwa untuk memahami Kerajaan Sorga mestinya perlu dilihat dari sudut pandang iman. Iman yang sederhana. Meski terlihat sederhana justru dengan demikian ia akan tumbuh menjadi sesuatu yang luar biasa besar.

 

Belajar segala sesuatu untuk mencari tahu Kemahakuasaan Allah itu adalah hal yang mustahil untuk dicapai oleh akal sehat manusia. Manusia tidak bisa melampaui batas kemampuannya. Ia hanya sebutir pasir di antara milyaran pasir di pantai. Jadi, mana mungkin ia dapat melahap semua isi semesta dengan segala misteri yang terkandung di dalamnya?


Hanya dengan iman saja maka manusia dapat mengerti bahwa segala sesuatu yang tak kelihatan dan tak dapat dijangkau adalah sesuatu yang tak mampu untuk pikirkan dan ditelusuri. Cukup dengan percaya saja niscaya akan tampak baginya suatu Mukjizat Tuhan yang luar biasa terjadi di dalam hidupnya.

 

Iman yang sederhana itu seumpama biji sesawi yang disampaikan Yesus, “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang  pada cabang-cabangnya”.

 

Maka, pelajaran yang bisa kita ambil dari perumpamaan tentang biji sesawi ini adalah  Kerajaan Allah bertumbuh secara ekstensif, dimana artinya kerajaan Allah bukanlah sebuah bangunan yang berukuran besar tetapi suatu suasana adanya kebaikan yang tidak diukur berdasarkan besar atau kecil, meskipun kecil tetapi berdampak besar.

 

Ketika kita berbuat kebaikan meskipun kecil janganlah kita merasa kabaikan tersebut tidak ada artinya karena pada dasarnya orang yang membutuhkan atau menerima kebaikan tersebut akan merasa dampak yang besar bagi hidupnya


 *Farrel Ratu Here adalah siswa kelas X I SMA Katolik Giovanni Kupang

 

Share:

INSPIRASI: BELAJAR DARI YANG TERAKHIR

 



Oleh: Luna Arudhati Hermina Oematan


Dalam banyak kesempatan mewartakan Kerajaan Allah dan bertemu dengan banyak orang, Yesus sering kali menganalogikan hal Kerajaan Sorga dengan berbagai macam perumpamaan. Salah satu perumpamaan yang menarik tentang Kerajaan Sorga adalah “Perumpamaan tentang seorang penabur”. (Matius 13:1-23)

 

Perumpamaan ini dikatakan menarik karena Yesus dalam penjelasanNya menerangkan dengan cukup sederhana kepada semua orang, sehingga mudah dipahami dan dihayati di dalam konteks keseharian hidup mereka. Apa yang Yesus katakan tentang Kerajaan Sorga adalah sesuatu yang begitu dekat dengan kehidupan nyata sehari-hari.


Penabur dan benih adalah dua hal yang identik dengan petani. Seorang petani yang baik pasti tahu di mana tempat yang layak baginya untuk menaburkan benih, dan tentu saja benih-benih itu adalah benih dengan kualitas terbaik sehingga kelak menghasilkan buah yang berkualitas pula.

 

Seorang Penabur dalam perumpamaan tersebut adalah Tuhan sendiri, benih adalah firman-Nya, dan tanah adalah manusia. Jadi dari perumpamaan ini Yesus hendak melukiskan tentang situasi hati manusia yang menerima Firman Tuhan, dan bagaimana ia menanggapi Firman itu.

 

Manusia terkadang seperti cuaca, tidak menentu. Hari ini ia optimis, tetapi esok jadi pesimis. Tipe-tipe manusia dapat digambarkan seperti tempat di mana jatuhnya benih-benih dalam perumpamaan seorang penabur. Seperti benih yang ditaburkan di pinggir jalan, di tanah yang berbatu-batu, di tengah semak duri, dan di tanah yang baik.


Ada manusia yang pada hari ini ia mendengarkan, tetapi esok sekadar mendengar saja lalu lupa dan kadang abai dengan apa yang didengarnya. Manusia dengan tipe ini adalah orang yang tidak mau mengerti, ia  maunya dimengerti.

 

Ada manusia yang sangat gembira membaca dan mendengarkan banyak motivasi, melakukannya, tetapi tidak disertai dengan komitmen sehingga kemudian ia meninggalkannya lalu pergi begitu saja tanpa adanya niat untuk berubah menjadi lebih baik. Manusia dengan tipe seperti itu adalah orang yang tidak pasti.

 

Ada juga manusia yang di dalam hidupnya sering mendengar nasihat-nasihat bijak, tetapi ia sendiri tidak sebijak nasihat itu. Ia gampang rapuh, kuatir, dan bahkan segala harta dan kesenangan yang dimilikinya membuatnya lupa dengan kebajikan-kebajikan hidup sehingga ia sama sekali tidak berubah. Manusia dengan tipe demikian biasanya seringkali berbohong.

 

Dan ada pun manusia yang sungguh-sungguh mendengarkan apa yang diberikan kepadanya. Ia mengerti, sadar, dan mau berbuat dengan segenap hati dan akal budinya, sejalan dengan perkataan dan perbuatan. Sehingga imannya betul-betul tumbuh. Meski terkadang rapuh namun ia masih setia untuk datang kepada Tuhan dan meminta kekuatan. Manusia dengan tipe ini adalah orang yang setia, dan komitmen. Ia mau berubah dan mau berjuang untuk menjadi lebih baik.

 

Pertanyaannya, dari keempat tipe di atas, manusia dengan tipe manakah kita ini? Kita berharap dapat menjadi manusia dengan tipe orang setia dan mempunyai komitmen di dalam hidup untuk senantiasa berjuang melakukan kebaikan kepada sesama, lingkungan, dan kepada Tuhan Sang Pencipta.

 

Maka, marilah kita membuka hati dan pikiran agar menjadi lahan yang subur, bagi Firman Tuhan yang ditaburkan dalam hati kita. Sehingga firman itu dapat mengalir dalam diri kita sebagai sumber hidup sejati yang senantiasa berbuah banyak.

 

 *Luna Arudhati Hermina Oematan adalah siswi kelas X I SMA Katolik Giovanni Kupang


 

 

Share:

HAL BERDOA, BELAJARLAH DARI YESUS






Oleh: Jesslyn Claudia Naramesakh


"Do your best and let God do the rest"

"lakukan yang terbaik dan biarkan Tuhan lakukan bagian-Nya"


"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir". (Pengkhotbah 3:11)

 

Sebagai orang  beriman Kristen, sudah sepatutnya kita sadar dan memahami bahwa “doa” sudah menjadi bagian dalam hidup. Biasanya seorang Kristen yang baik dan taat senantiasa berdoa sebelum memulai sesuatu; baik pekerjaan, perlombaan, atau perjalanan ke suatu tempat.

 

Namun, seringkali kita mengabaikan Tuhan di dalam setiap pekerjaan dan rencana kita. Kita hanya mengikuti ego diri, dan menganggap semua hal yang kita capai adalah semata karena usaha dan perjuangan kita, padahal sangat nyata bahwa campur tangan Tuhan menyertai kita. Hanya saja kita lupa atau memang kita tidak mau tahu.


Ada orang berdoa seakan-akan memaksa dan mengatur Tuhan agar melakukan sesuai keinginannya. Ia lupa bahwa Tuhan itu Maha Kuasa sehingga sepantas itu memaksakan Tuhan.


Lalu pada suatu waktu ia gagal dan jatuh berkali-kali dalam hidup, ia malah mempersalahkan Tuhan dan mengatakan bahwa Tuhan tidak adil. Ini hal yang terkesan aneh dan lucu memang.

 

Yesus menjelang sengsara dan wafat-Nya di Kayu Salib, ia berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi. (Lukas 22:42)

 

Dapat kita renungkan dari cara Yesus berdoa dan mengucapkan doa-Nya. Ia berdoa dengan rendah hati, tulus, dan menyerahkan sepenuhnya pada kehendak Bapa di Surga. Ia tidak memaksa apalagi mengatur, sebab Ia sadar bahwa diri-Nya diutus untuk melaksanakan kehendak Bapa-Nya.

 

Yesus adalah pribadi yang teguh dan taat, bahkan taat sampai mati di Kayu Salib. Besar cinta kasih-Nya, semata karena kita. Karena belas kasih-Nya yang total dan ketaatan-Nya pada kehendak Bapa.

 

Ia adalah panutan bagi kita bagaimana seharusnya berdoa. Ya, kita tidak bisa selalu memaksakan kehendak Tuhan. Tapi kita harus belajar untuk mencari kehendak Tuhan dalam hidup kita dan belajar berserah pada-Nya.

 

Terkadang kita harus belajar untuk "let it flow" seperti air di dalam sungai, ikuti saja arus yang mau membawa kita ke mana, sama seperti hidup, kemana pun Tuhan mau bawa kita ke dalam suatu proses kehidupan.

 

Tuhan tidak mau kita hanya berdoa dan menunggu tapi Tuhan mau kita berusaha. Kita tidak bisa hanya berdoa dan mengandalkan Tuhan dan berharap mendapat nilai yang baik tapi kita malas belajar, artinya perbuatan kita tidak selaras dengan iman kita.


Biarlah segala sesuatu Indah pada waktunya sesuai kehendak Tuhan. Yang terpenting kita juga mau berusaha, berjuang dengan segenap hati untuk Tuhan bukan untuk kita, agar apa yang kita doa dan harapkan dapat tercapai.


"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia". (Kolose 3:23)

 

“Tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi

-Yesus Kristus

 *Jesslyn Claudia Naramesakh adalah siswi kelas X I SMA Katolik Giovanni Kupang

 

 


Share: