Oleh:
Farrel Ratu Here
"Hal
kerajaan sorga itu seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di
ladangnya". (Matius 13:31-32)
Dalam suatu kesempatan, seorang pemuda membagikan pengalamannya tentang Kerajaan Sorga. Dengan wajah polos dan lugu, pemudah itu menceritakan bahwa dulu sewaktu masih kecil Ia sangat penasaran seperti apa Kerajaan Sorga itu.
Karena rasa ingin tahu yang
tinggi, tak tanggung-tanggung hampir semua buku cerita di sekolah ditelusurinya
satu persatu untuk mencari tahu letak Kerajaan Sorga. Tapi tak satupun ditemuinya
buku yang menunjukan letak Kerajaan Sorga itu.
Lalu Ia berpikir, mungkin
Kerajaan Sorga itu adalah sebuah negeri dengan Istana Megahnya yang luar biasa
indah. Di dalam istana tersebut, duduklah di atas singasana seorang laki-laki
tampan, gagah perkasa, bermahkotakan emas di atas kepalanya, pakaiannya
dilapisi perhiasan dari berbagai macam jenis permata dan emas.
Laki-laki tersebut
memerintah dengan sangat bijaksana. Rakyatnya hidup makmur dan sejahtera, ia
pemimpin yang adil dan tegas tidak pandang bulu. Semua orang diperlakukan sama,
tidak ada perbedaan yang memecah belah persatuan di antara mereka. Sehingga ia
sangat dicintai oleh rakyatnya.
Singkat cerita, pemuda
tadi menutup ceritanya dengan sebuah kesimpulan bahwa setelah ia sadar dan
mengerti ternyata Kerajaan Sorga yang dimaksud bukanlah sebuah tempat bak
istana megah nan indah dengan segala sesuatu yanga ada di dalamnya melainkan
situasi hidup di mana kasih, sukacita, kedamaian, kenteraman jiwa, perjuangan,
serta keagungan Tuhan ada di dalam situasi tersebut.
Maka ia menegaskan
bahwa untuk memahami Kerajaan Sorga mestinya perlu dilihat dari sudut pandang
iman. Iman yang sederhana. Meski terlihat sederhana justru dengan demikian ia
akan tumbuh menjadi sesuatu yang luar biasa besar.
Belajar segala sesuatu
untuk mencari tahu Kemahakuasaan Allah itu adalah hal yang mustahil untuk dicapai
oleh akal sehat manusia. Manusia tidak bisa melampaui batas kemampuannya. Ia
hanya sebutir pasir di antara milyaran pasir di pantai. Jadi, mana mungkin ia
dapat melahap semua isi semesta dengan segala misteri yang terkandung di
dalamnya?
Hanya dengan iman saja
maka manusia dapat mengerti bahwa segala sesuatu yang tak kelihatan dan tak
dapat dijangkau adalah sesuatu yang tak mampu untuk pikirkan dan ditelusuri.
Cukup dengan percaya saja niscaya akan tampak baginya suatu Mukjizat Tuhan yang
luar biasa terjadi di dalam hidupnya.
Iman yang sederhana itu
seumpama biji sesawi yang disampaikan Yesus, “Hal Kerajaan Sorga itu
seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang
biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh
sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon,
sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya”.
Maka, pelajaran yang
bisa kita ambil dari perumpamaan tentang biji sesawi ini adalah Kerajaan Allah bertumbuh secara ekstensif,
dimana artinya kerajaan Allah bukanlah sebuah bangunan yang berukuran besar
tetapi suatu suasana adanya kebaikan yang tidak diukur berdasarkan besar atau
kecil, meskipun kecil tetapi berdampak besar.
Ketika kita berbuat
kebaikan meskipun kecil janganlah kita merasa kabaikan tersebut tidak ada
artinya karena pada dasarnya orang yang membutuhkan atau menerima kebaikan
tersebut akan merasa dampak yang besar bagi hidupnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar