Oleh: Luna Arudhati Hermina
Oematan
Dalam banyak kesempatan
mewartakan Kerajaan Allah dan bertemu dengan banyak orang, Yesus sering kali
menganalogikan hal Kerajaan Sorga dengan berbagai macam perumpamaan. Salah satu
perumpamaan yang menarik tentang Kerajaan Sorga adalah “Perumpamaan tentang
seorang penabur”. (Matius 13:1-23)
Perumpamaan ini dikatakan
menarik karena Yesus dalam penjelasanNya menerangkan dengan cukup sederhana
kepada semua orang, sehingga mudah dipahami dan dihayati di dalam
konteks keseharian hidup mereka. Apa yang Yesus katakan tentang Kerajaan Sorga
adalah sesuatu yang begitu dekat dengan kehidupan nyata sehari-hari.
Penabur dan benih adalah dua
hal yang identik dengan petani. Seorang petani yang baik pasti tahu di mana tempat
yang layak baginya untuk menaburkan benih, dan tentu saja benih-benih itu
adalah benih dengan kualitas terbaik sehingga kelak menghasilkan buah yang
berkualitas pula.
Seorang Penabur dalam
perumpamaan tersebut adalah Tuhan sendiri, benih adalah firman-Nya, dan tanah
adalah manusia. Jadi dari perumpamaan ini Yesus hendak melukiskan tentang situasi
hati manusia yang menerima Firman Tuhan, dan bagaimana ia menanggapi Firman
itu.
Manusia terkadang seperti
cuaca, tidak menentu. Hari ini ia optimis, tetapi esok jadi pesimis. Tipe-tipe manusia
dapat digambarkan seperti tempat di mana jatuhnya benih-benih dalam perumpamaan
seorang penabur. Seperti benih yang ditaburkan di pinggir jalan, di tanah yang
berbatu-batu, di tengah semak duri, dan di tanah yang baik.
Ada manusia yang pada hari ini
ia mendengarkan, tetapi esok sekadar mendengar saja lalu lupa dan kadang abai
dengan apa yang didengarnya. Manusia dengan tipe ini adalah orang yang tidak
mau mengerti, ia maunya dimengerti.
Ada manusia yang sangat
gembira membaca dan mendengarkan banyak motivasi, melakukannya, tetapi tidak
disertai dengan komitmen sehingga kemudian ia meninggalkannya lalu pergi begitu
saja tanpa adanya niat untuk berubah menjadi lebih baik. Manusia dengan tipe
seperti itu adalah orang yang tidak pasti.
Ada juga manusia yang di dalam
hidupnya sering mendengar nasihat-nasihat bijak, tetapi ia sendiri tidak
sebijak nasihat itu. Ia gampang rapuh, kuatir, dan bahkan segala harta dan
kesenangan yang dimilikinya membuatnya lupa dengan kebajikan-kebajikan hidup
sehingga ia sama sekali tidak berubah. Manusia dengan tipe demikian biasanya
seringkali berbohong.
Dan ada pun manusia yang sungguh-sungguh
mendengarkan apa yang diberikan kepadanya. Ia mengerti, sadar, dan mau berbuat
dengan segenap hati dan akal budinya, sejalan dengan perkataan dan perbuatan. Sehingga
imannya betul-betul tumbuh. Meski terkadang rapuh namun ia masih setia untuk
datang kepada Tuhan dan meminta kekuatan. Manusia dengan tipe ini adalah orang
yang setia, dan komitmen. Ia mau berubah dan mau berjuang untuk menjadi lebih
baik.
Pertanyaannya, dari keempat
tipe di atas, manusia dengan tipe manakah kita ini? Kita berharap dapat menjadi
manusia dengan tipe orang setia dan mempunyai komitmen di dalam hidup untuk
senantiasa berjuang melakukan kebaikan kepada sesama, lingkungan, dan kepada
Tuhan Sang Pencipta.
Maka, marilah kita membuka
hati dan pikiran agar menjadi lahan yang subur, bagi Firman Tuhan yang
ditaburkan dalam hati kita. Sehingga firman itu dapat mengalir dalam diri kita
sebagai sumber hidup sejati yang senantiasa berbuah banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar