Oleh: Klemens M.B. Bata Budo
Pernahkah teman-teman
sekalian bertanya, “Apakah Saya sudah
menjadi orang yang berguna bagi orang banyak dan Tuhan?” Pasti banyak dari kita
pernah bertanya demikian dalam hati.
Teman-teman sekalian, pertanyaan
demikian membutuhkan sedikit refleksi yang cukup mendalam untuk memastikan bahwa sebelum kita
menjawabnya, terlebih dahulu kita coba untuk melihat kembali tentang
segala perbuatan-perbuatan kita selama ini terhadap sesama maupun terhadap Tuhan
sendiri.
Hal sederhana yang bisa
kita lakukan adalah mau bersyukur kepada Tuhan atas rejeki yang kita terima
dalam rupa; kesempatan dan waktu yang masih kita raih saat ini; keluarga yang
harmonis, kesehatan yang baik, punya sahabat setia, atau bahkan kesukeskan
maupun kegagalan yang membuat kita besar di kemudian hari.
Tetapi bahwa jikalau
kita masih diberikan kesempatan, kesehatan yang baik, keluarga, sahabat setia,
dan kesukeskan di dalam hidup mestinya dengan semua itu dapat kita pakai untuk
melayani sesama dan Tuhan.
Meski tak seberapa,
setidaknya ketulusan dan kesetiaan kita dalam melayani adalah ukuran yang
sebenarnya untuk kita dapat menilai bahwa kita berguna bagi sesama dan Tuhan.
Teman-teman sekalian, tanpa disadari pasti teman-teman dengan sendirinya akan menjadi orang yang berguna kalau sudah melakukan hal-hal baik dan bermanfaat bagi sesama. Contohnya adalah atlet disabilitas yang membela negaranya, mereka tetap menerima kekurangan mereka dan menjadikan kekurangan mereka sebagai kelebihan agar mereka mampu menjadi orang yang berguna bagi negaranya dan Tuhan.
Jikalau mereka yang
memiliki kekurangan dalam fisik mampu berguna bagi banyak orang, lalu bagaimana dengan kita yang memiliki fisik yang sempurna tidak bisa melakukannya? Mungkin di antara
kita ada yang terlahir kurang beruntung, seperti lahir cacat ataupun lahir dari
keluarga yang ekonominya bisa dikatakan cukup terpuruk.
Namun yang teman-teman perlu tahu adalah bahwa menjadi orang yang berguna itu tidak harus dengan melakukan hal-hal besar. Untuk menjadi orang yang berguna bisa dimulai dari hal-hal kecil, misalnya memberikan bantuan bagi sesama yang miskin dan menderita, membagi ilmu dan praktik baik tentang hidup atau membanggakan orang tua dengan prestasi belajar kita.
Teman-teman pasti
pernah mendengar tentang "jemaat perdana". Mereka tidak berasal dari keluarga bangsawan atau keluarga kaya raya, melainkan rakyat biasa yang ekonominya tidak terlalu mendukung. Akan tetapi dengan segala kekurangan yang ada mereka masih mau berbagi dengan sesama. Mensyukuri apa yang dimiliki sehingga mampu menjadi orang berguna bagi sesama dan Tuhan.
Itulah yang Tuhan
inginkan dari kita semua. Tuhan tidak menuntut hal-hal yang besar dari kita,
Tuhan hanya ingin agar kita setia dan senantiasa bersyukur dalam hidup dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada, dan mau
berbuat kebaikan kepada sesama.
Tuhan Yesus dalam injil Mat 22:39 mengatakan, “Kasihilah Tuhan Allahmu, dan sesamamu seperti dirimu sendiri”. Jadi, ketika Engkau masih diberikan kesempatan untuk hidup oleh Tuhan, maka manfaatkan kesempatan tersebut untuk membuat hal-hal yang seturut dengan kehendak Tuhan.
BIODATA PENULIS
Hallo,
perkenalkan nama Saya Klemens Maria Beka Bata Budo, siswa kelas X I. SMA Katolik Giovanni Kupang. Beragama
Katolik. lahir di Surabaya, 15 Maret 2007. Memiliki hobi mendesain PowerPoint
dan bercita-cita menjadi Arsitek dan Politisi.
Mantap sekali anak2 muda sekarang, semoga cita2nya bisa tercapai.Tetap jadi orang baik adik
BalasHapus