KASIH: SETIA DAN KOMITMEN




 

Oleh: Sesylia Sharon Abigail Selan

 

Apa itu cinta kasih? Menjawabi pertanyaan singkat tersebut saya ingin menceritakanya dalam bingkai Valentine Day, yang belum lama ini kita rayakan.


Tanggal 14 Februari  dikenal sebagai hari kasih sayang sedunia. Banyak orang terutama anak-anak muda sering merayakannya bersama pasangan atau bestie dan biasanya ditandai dengan cokelat dan bunga sebagai pelengkap untuk merayakan tanggal istimewa ini.

 

Namun adakah cinta kasih yang tersirat di setiap hari istimewa itu? Apa sesungguhnya cinta kasih itu? Apa bedanya dengan “senang” atau “suka”? Tentu beda. Senang dan suka tergantung pada situasi dan kondisi hati dan juga lingkungan atau keadaan sekitar. 


Bila hati dan keadaan sekitar baik-baik saja, tentunya hal ini membuat diri suka dan senang tetapi bila situasi kondisi berubah maka sukacita pun tidak begitu nampak. Yang ada  hanya rasa kesal, jengkel, marah, kecewa, dan putus asa.

 

Firman Tuhan dalam 1 Korintus 13: 4-7 mengatakan bahwa, Kasih itu sabar; Kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi bersukacita karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Ini artinya bahwa Kasih yang sesungguhnya itu berbicara soal komitmen dan kesetiaan.


 

Kita akan dipenuhi cinta kasih bila kita berkomitmen dan setia untuk sabar, murah hati, memaafkan, percaya, membela yang benar, adil, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak mementingkan diri sendiri, marah, maupun mendendam. Bila kita melakukannya dengan sepenuh hati dan kesetiaan, sudah pasti sukacita dan kebahagiaan selalu menaungi hidup kita.

 

*Sesylia Sharon Abigail Selan adalah siswi kelas X I SMA Katolik Giovanni Kupang

Share:

1 komentar: