SERPIHAN PUISI DARI HALAMAN PUTIH (SEKUMPULAN PUISI)




Oleh : Fiorenzha Javesina Silli


JUJUR PADA KEHIDUPAN

Berhentilah sejenak dan berpalinglah ke belakang

Saat tak ada yang dimengerti

Saat tak ada jawaban dari pertanyaan yang muncul

Lihatlah ke belakang

Apa yang dilewati hingga saat ini

Pelajari itu

Karena mungkin

Jawaban yang muncul dari masa lalu

Beristirahatlah sejenak

Ketika kau mulai kelelahan dengan semua urusan dunia

Ketika kau mulai goyah dan ragu

Dan

Berpikirlah yang jernih

Di saat kekalutan melingkupi dirimu

Diamlah

Ketika kau tak tahu langkah apa yang diambil

Kata apa yang ingin kau bicarakan

Berlakulah adil

Di saat ingin menentukan pilihan

Berhentilah menentang kenyataan

Jujurlah pada kehidupan


KU TULISKAN LAGI

Malam ini aku menulis lagi

Tentang warna yang enggan bersuara

Tentang kamu yang masih dalam angan

Jika nanti engkau tersenyum, pastikan aku ada di sana untuk menari bersamamu

Pun saat engkau sedih, aku tetap hadir hingga sang fajar hadir menjemput sedihmu

 

Menulis tentang apa yang masih di benakku

Mengingat tentang warna senyummu kala itu

Seakan pikirku yang berdansa dengan hentakan manis darimu

Tentang siapa yang setia mendampingi dengan rayu tipis angin malam

 

Jika tuan hendak memanggilku nona untuk jamuan di malam itu

Lantas apa pikir tuan untuk sekedar bermimpi bersama dengan gadis kecil

Seakan menjamu teh pada cangkir, apa ini setara dengan jatuh cinta

Pesan dari surat yang sampai pun tak kunjung memberi jawaban untuk rasa yang telah terutarakan

 

Ini dari sang gadis di lopo tua

Dari perasaan yang sekilas buta tak tahu arti

Entah apa yang ditunggu dan ditunda

Salam manis dari nona yang tak kunjung disebut nyonya


SEPERTI BINTANG

Setiap memandang ke langit pada malam hari

Aku selalu kagum melihat bintang-bintang

Bintang yang indah

Aku ingin menggapainya

 

Guruku bilang "Gantunglah citamu setinggi bintang di langit"

Oh... Sungguh aku ingin menjadi bintang di langit

Yang menerangi kegelapan malam

Aku ingin seperti bintang

Yang bisa menerangi malam ibuku


INGIN 

Aku ingin mengenalmu

Seperti suara yang selalu hadir di antara dirgantara

Menunggumu hadir adalah inginku saat ini

Maaf, di kemarin kita tak sempat hadir saat sang waktu memanggil untuk bertemu

 

Lirihan rindu yang katamu cinta

Serpihan angin yang katamu pesan dari sang bumi

Tetap kutunggu walau kata secangkir teh tak mungkin kamu kunjung kembali

Yah pertanyaanku terus merasuk hingga tulang yang katamu bagian dari nafasmu

 

Kalau seandainya pulang adalah dusta darimu

Lantas kalau pergi adalah luka apakah obat akan siap kau sediakan ?

Ingin rasanya kugenggam peluh namun kamu yang terus menolak untuk kembali terundang

Kalau saja bisa kutuliskan, akan kutulis semua tentangmu

 

INGIN (2)

Aku ke sini. Ke hatimu. Mengetuk berulang kali.

Jawaban tunggu selalu kedapat.

Katamu, aku datang terlalu dini.

 

Jalan ini kulalui sudah. Menunggumu hingga petang.

Tak ada kata dan warna.

Aku terus menunggumu hingga senja kembali untuk kesekian kalinya.

Aku masih menunggumu hingga nanti

Perasaan yang tak kunjung kau kenali

Aku yang terus hidup dalam ingin hanya diam ditampar waktu

Entah kau tahu atau hanya menipu diri sendiri aku merasa itu hanya setengah epilog punyamu

Kembali jika kau ingin kembali mengenal, pergi jika lantas rinduku tak ingin kau balas

 

Salam dariku yang mungkin tak kau kenal

Rindu ini terlalu menyakitkan dalam ingin

Semoga kau adalah jawaban dari setiap ceritaku

Karena harapku adalah bagian dari setiap ingin yang kusampaikan

 

NADA TERINDAH

Tentang dia yang jauh di sana

Untuk dia yang selalu membuatku tersenyum

Aku rindu

Rindu akan nada yang engkau mainkan

 

Aku memainkan nada dari merdunya dawai biola

Biarlah nada-nada ini berbicara

Seperti hatiku berbicara kepadamu

Mungkin tiba waktunya perpisahan untuk kita


Jika kau ingin memainkan nada kedua dalam melodi kita

Biarkan saja aku yang mundur

Aku akan memainkan melodi lain

Bersama dia yang menjadikanku nada satu-satunya dalam setiap hembusan nafasnya

Tapi, terima kasih karena telah menjadi nada terindah dalam hidupku.

 

 ADIKKU YANG LUCU

Adikku yang lucu

Aku sangat sayang padamu

Setiap kali melihatmu tertidur

Aku ingin mencubit pipimu

Cepatlah besar adikku sayang

Supaya kita bermain bersama

Supaya kita menolong ibu bersama

Aku akan selalu menjaga mu

 

 *Fiorenzha Javesina Silli adalah siswi kelas XI MIPA 5 SMA Katolik Giovanni kupang

 

 

 

 

 

 

 

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar