TALENTA (sebuah refleksi tentang kesetiaan)





 Oleh: Fransisco Aquino Putra Nau


Dalam injil Matius 25:14-30 Yesus menjelaskan hal Kerajaan Surga melaui suatu perumpamaan tentang talenta. Perumpamaan ini mengisahkan tentang seorang tuan yang pergi ke luar negeri dan sebelum pergi ia meninggalkan kepada hamba-hambanya harta miliknya. Masing-masing dari mereka menerima talenta berdasarkan kesanggupannya. Hamba yang pertama menerima lima talenta, hamba yang kedua menerima dua talenta, dan hamba yang ketiga menerima satu talenta.

 

Setelah sekian lama berpergian, akhirnya tuan itu pun kembali dan menanyakan kepada hambanya tentang talenta yang dipercayakan kepada mereka. Hamba yang pertama dan kedua mengatakan kepada tuannya bahwa mereka telah berhasil melipatgandakan talentanya. Mendengar itu tuanya pun merasa senang karena mereka adalah hamba yang setia telah menjaga kepercayaan tuanya. Sedangkan hamba yang ketiga menyembunyikan talenta yang dipercayakan tuannya di dalam tanah dan tidak mengembangkannya, ia pun beroleh hukuman tuanya itu.

 

Dari perumpamaan ini kita belajar tentang kesetiaan manakala kita diberikan sebuah tanggung jawab di dalam hidup.  Tanggung jawab itu dapat kita terima dalam bentuk pekerjaan atau pun bakat yang Tuhan berikan kepada Kita.

 

Tuhan sudah memberikan kepada kita sesuai kesanggupan masing-masing. Tidak lebih dan tidak kurang. Maksudnya bahwa Allah lebih tahu kemampuan kita sehingga Ia memberikannya sesuai porsi kita masing-masing. Ketahuilah bahwa itu bukan merupakan sebuah cobaan atau ujian berat. Tapi semata karena kasih dan kemurahan Allah agar dari berkat itu kita bisa hidup dan memenuhinya dengan penuh perjuangan dan rasa syukur.

 

Lalu, nikmat mana lagi kita dustai? Segala berkat surgawi dan duniawi telah kita terima, baik jasmani maupun rohani semuanya telah kita nikmati. Masihkah kita tidak setia? bukan soal siapa yang dapat banyak atau sedikit, tapi siapa yang memiliki hati indah berseri yang selalu mensyukuri rahmat Tuhan itu.

 

Intinya siapa pun yang melakukan segala sesuatu dengan penuh cinta dan kesetiaan,  dengan segenap hati dan jiwa, dialah orang yang paling pantas berbahagia, karena hatinya dipenuhi sukacita dan ketulusan.

 

Jadi yang ingin saya simpulkan adalah jika kita megerjakan tugas dengan baik, bertanggung jawab dengan bijak serta melakukan pekerjaan dengan jujur maka kita akan mendapatkan hal yang baik seperti kepuasan hati karena berbuat baik dan bertanggung jawab. Maka inti dari semua ini adalah apa yang kita buat maka itulah yang dituai.

 

 *Fransisco Aquino Putra Nau adalah seorang siswa kelas X I SMA Katolik Giovanni Kupang

 

 


Share:

1 komentar: