SALIB: BUKTI CINTA TAK SEKADAR SABDA






Oleh: Ghomer Buy


Jumat Agung Adalah Peristiwa Penyelamatan Allah melalui jalan penderitaan.


Setiap tahun umat Kristen memperingati hari kematian Yesus Kristus yang disebut dengan Jumat Agung. 


Jumat Agung merupakan peristiwa di mana Tuhan Yesus memilih menderita untuk menyelamatkan manusia. Ia memilih jalan merendahkan diri dan mengambil rupa yang paling hina lalu mengorbankan diri, mati di Kayu Salib.


Dunia sudah terlalu penuh dengan kekerasan maka Allah mengambil jalan pengorbanan diri di salib supaya setiap orang yang memandang kepada salib, hatinya disentuh oleh "Kasih" yang mengorbankan diri.


Tuhan mengambil satu langkah lagi yakni dengan merendahkan diri dan berkorban bagi sesama. Itulah yang dirayakan dalam Jumat Agung yakni perayaan tentang Allah yang memilih jalan Damai, dengan mengorbankan dirinya, demi menyelamatkan dunia.


Ada beberapa hal yang harus kita pelajari dan merefleksikan dalam kehidupan kita yakni:

1. Matinya Yesus dengan cara disalibkan adalah tanda tertinggi bahwa Ia berserah sepenuh hati kepada kehendak Bapa di Surga.


2. Kematian Yesus adalah bukti Kasih yang Agung kepada BapakNya dan kepada semua manusia termasuk mereka yang menyalibkan dia, Yesus berserah untuk mati bukan dengan rasa takut, bukan dengan rasa marah, melainkan dengan rasa kasih yang luar biasa kepada bapakNya dan kepada manusia.


Ia mati tersalib dilakukanNya dengan kerelaan. Seperti yang tertulis dalam Injil (Yohanes 15:13) bahwa Kasih tertinggi adalah ketika seorang sahabat mau memberikan nyawanya, maka kematian Yesus adalah bukti kasihNya yang paling Agung dan Mulia kepada manusia yang ia pandang sebagai saudara dan sahabatNya.


3. Walau Yesus tidak memakai kuasanya di atas Salib, namun tanda-tanda bahwa Tuhan Allah berkenan kepadaNya nampak juga pada saat Ia disalibkan.


4. Yesus mati tersalib bukan karena nasib buruk menimpaNya, bukan juga karena orang-orang membenci dan menyalibkanNya, atau ia mati karena menghujat Allah sebagaimana yang dituduhkan kepadanya. Bukan!! Ia mati karena Allah menghendaki demikian.



Ia mati karena taat melaksanakan tugas perutusanNya sampai tuntas secara sempurna, karena Ia dituntun oleh Roh yang menghidupkan dalam hati-Nya.


5. Jalan penyelamatan Allah melalui cara damai mesti menjadi cara kita juga dalam perjumpaan dengan sesama dan segenap ciptaan.


Ingat! Yesus datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani, Ia datang ke dunia ini untuk mewartakan kerajaan Allah dan supaya kita ditebus dan beroleh hidup yang kekal.


Mari kita renungkan, betapa Allah Yang Maha Besar dan Maha Tinggi rela menjadi kecil dan menghamba demi buktikan kepada manusia bahwa cinta yang hakiki dariNya itu bukan hanya sekadar sabda tapi juga tindakan penuh ketulusan dan pengorbanan.



*Ghomer Buy adalah siswa kelas X F SMA Katolik Giovanni Kupang 


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar