“
Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu
dari sudut pandangnya, hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani
hidup dengan caranya”
-
Atticus Finch
Sinopsis
Kehidupan Jeremy
Finch dan Jean Louise Finch mengalami perubahan 1800 ketika ayahnya
Atticus Finch, yang merupakan seorang pengacara membela dan mempertahankan
kasus orang kulit hitam yang dituduh bersalah atas apa yang tidak dilakukannya.
Kisah ini ditulis oleh Harper Lee berlatar di
negara bagian Alabama dan pada sebuah kota fiksi bernama Maycomb. Latar waktu
peristiwa ini berlangsung pada dekade 1930an selama masa “Great Depresion”
dimana terjadi keruntuhan ekonomi Amerika Serikat yang mengancam ekonomi
seluruh dunia.
Novel ini
memenangkan penghargaan paling bergengsi dalam sastra Amerika yakni “Pullitzer
Prize” pada tahun 1961 dan dinominasikan sebagai novel terbaik abad-20. Novel
ini dipublikasikan semasa pergerakan kemanusiaan oleh orang kulit hitam di
Amerika Serikat yang menuntut kesetaraan hak-hak sipil dalam masyarakat Amerika
yang kala itu bersikap rasis terhadap masyarakat kulit hitam. Berdasarkan
survei yang dilakukan oleh BBC (British Broadcasting Company), buku “ To Kill A
Mockingbird” menempati urutan ke 27 dari 100 buku yang mengubah dunia
Sang penulis
Harper Lee, kemungkinan menggambarkan tokoh dalam cerita ini berdasarkan
inspirasi keluarganya. Tokoh Atticus Finch dalam novel terinspirasi dari
ayahnya, massa Colleman Lee yang juga merupakan seorang pengacara dimana ia
sendiri pernah membela 2 orang kulit hitam yang yang dituduh melakukan
pembunuhan.
Novel ini
mengandung banyak makna simbolis yang ditemukan sepanjang kisah dalam buku ini.
Novel ini menggambarkan dengan tegas dan jelas tentang prasangka yang hanya
dapat dipatahkan dengan menunjukkan kasih sayang dari sudut pandang anak anak
yang masih polos.
Buku ini begitu
berpengaruh sehingga ketika dipublikasikan menggugah semangat para aktivis
kemanusiaan yang memunculkan peristiwa bersejarah seperti “First Sitings” dan
“Washington Parade” hingga akhirnya mengarah pada disahkannya Undang-Undang Hak
Sipil pada 1964.
Kelebihan
Buku
Buku ini
menunjukkan dengan tegas tentang prasangka dan bagaimana prasangka itu
seringkali mebutakan seorang manusai kalau tidak ada kasih sayang dalam pribadi
seorang manusia itu. Prasangka yang ditunjukkan dapat mengakibatkan kerugian
pada orang lain dan dapat berujung pada kematian.
Buku ini mengambil
sudut pandang anak anak terhadap dunia yang dengan kejam mengedepankan prasangka
terhadap sesuatu ketimbang pengamatan yang jeli terhadap alasan dibaliknya.
Pada bagian ketika Atticus Finch membela terdakwa yang berkulit hitam di
pengadilan, ia mengkritik pandangan bahwa “sesuatu yang tidak biasa dilakukan
dan bertentangan dengan kebiasaan masa lalu yang itu salah”. Atticus sebagai
figur ayah yang bijak mengajarkan kepada anak-anaknya bahwa berbeda tidak
berarti salah. Ini merupakan nilai nilai yang tidak lenkang oleh zaman.
Dari sudut pandang
James dan Scout sendiri, mereka begitu polos dan rapuh, namun menunjukkan kasih
sayang yang besar terhadap sesama manusia yang terbukti mematahkan prasangka
yang salah. Mereka serupa dengan burung “Mockingbird” yang menjadi simbol dari
kerapuhan dan kepolosan, di mana burung ini tidak pernah merusak tanaman dan
benda-benda lain, mereka hanya bersiul sepanjang hari di mana pun mereka berada,
namun sangat rentan untuk diburu.
Buku ini
mengajarkan kepada kita untuk untuk tidak mengedepankan prasangka ketimbang
fakta. Karena prasangka kita terhadap orang lain dapat mengendurkan hubungan
sosial kita. Hanya karena seseorang dalam msayarakat berbeda, bukan berarti
mereka salah.
Kekurangan Buku
Buku ini ditulis pada periode di mana rasisme cukup signifikan, sehingga kita akan menemukan banyak istilah istilah yang merujuk pada rasisme. Juga di bagian akhir cerita, cara penulis mengakhir cerita agak sedikit rancu.
Kesimpulan
Tidak dapat
dipungkiri bahwa To Kill A Mockingbird merupakan sebuah mahakarya dalam bidang
sastra yang mengubah cara pandang dan cara pikir dunia terhadap sesuatu.
Prasangka haruslah ditanggulangi oleh cinta kasih dan keadilan agar tidak menimbulkan kerugian dalam
masyarakat. Lebih dan kurang dari buku ini menunujukkan bahwa yang terbaik pun,
masih punya kekurangan, akan tetapi bukan soal baik atau tidak, sempurna atau
tidak, namun bagaimana dalam kekurangan itu kita belajar untuk menunjukkan
kebenaran. Buku ini tidak hanya mengubah dunia dengan isinya, namun juga
mengubah saya yang menulis resensi ini dengan segala isinya, sungguh luar
biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar